DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERTAMABAHAN JUMLAH PENDUDUK DI INDONESIA
ITA ROSITA
1KA43 / 1A113523
DAMPAK POSITIF & NEGATIF Pertambahan jumlah PENDUDUK DI INDONESIA
ITA ROSITA
1KA43 / 1A113523
DAMPAK POSITIF & NEGATIF Pertambahan jumlah PENDUDUK DI INDONESIA
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menyumbang banyak bagi
pertumbuhan penduduk dunia, lebih dari 1 juta bayi dilahirkan selamat setiap
bulannya. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di Indonesia
tinggi sehingga akan berdampak pada masalah – masalah kependudukan lainnya.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan mempengaruhi pembangunan di
Indonesia.
Jumlah penduduk yang banyak
dapat mengakibatkan dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif antara
lain yaitu :
DAMPAK
POSITIF :
1.
Ketersedian tenaga
kerja yang melimpah
2.
Dapat Meningkatkan
produksi
3.
Dapat Mengembangkan
Ekonomi
4.
Dapat menambah rasa
solidaritas antarbangsa
5.
Dapat menarik perhatian pihak asing untuk menanam modal
sehingga mempercepat pembangunan diindonesia
6.
Kesempatan menjadi
wirausaha semakin besar
7.
Dapat mengurangi
ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri
http://annisazainal.wordpress.com/tag/dampak-pertumbuhan-penduduk/
DAMPAK NEGATIF :
1.angka kemiskinan meningkat
2.angka penganguran meningkat
3.lahan tempat tinggal dan
bercocok tanam berkurang
4.semakin banyak’nya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga,pabrik,perusahaan,industri ,peternakan,dan lain-lain
5.angka kesehatan menurun
6.ketersedian
pangan sulit
7.angka kecukupan gizi memburuk
8.muncul wabah penyakit baru
9.pembangunan di daerah di
tuntut banyak
10.kemacetan lalu lintas semakin banyak
11.Terjadinya kesenjangan ekonomi dan tidak meratanya penyebaran
penduduk antara didesa dan dikota
Sumber: http://imahagiregion3.wordpress.com/2012/06/04/permasalahan-pertumbuhan-penduduk/
http://ilyaskibkkbn.blogspot.com/2013/04/kependudukan-di-indonesia.html
CONTOH
KASUS DARI DAMPAK NEGATIF PERTAMBAHAN
JUMLAH PENDUDUK DIINDONESIA:
Hutan Terus Dijarah,
Suku Terasing di Jambi Kekurangan Gizi
Jambi - Suku Rimba, komunitas terasing di Provinsi
Jambi terkesan kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Kawasan
hutan alam terus dijarah, habitat pun berubah. Anak-anak Orang Rimba terancam
kekurangan gizi.
Informasi yang dikumpulkan detikcom, Kamis (15/3/2012), anak-anak Orang Rimba di Kabupaten Batang Hari, Jambi, kekurangan gizi. Badannya kurus, perutnya membuncit, tulang rusuknya menonjol dan matanya pun cekung. Angka kematian pun cukup tinggi. Hal ini tidak terlepas dari hancurnya kawasan hutan alam yang selama ini menjadi tumpuan hidup Orang Rimba.
"Kami baru mendata sementara ada 15 anak-anak Orang Rimba kekurangan gizi. Data ini baru dari satu kelompok suku saja. Ini belum dari anak-anak kelompok lainnya," kata Kristiawan, fasilitator Kesehatan Warsi (LSM lingkungan yang mendampingi Orang Rimba).
Menurut Kris, panggilan akrabnya, angka ini bisa lebih banyak lagi, karena pendataan masih berlangsung. Buruknya gizi bisa jadi disebabkan semakin sulitnya sumber pangan, ditambah lagi sulitnya akses ke pusat-pusat pelayanan kesehatan umum.
Sebagai contoh kelompok Marituha di Kabupaten Batanghari. Akses ke puskesmas di kabupaten ini sama sekali tidak ada. Akses yang mungkin terjangkau adalah Puskesmas Pauh, Kabupaten Sarolangun.
"Mereka sering ditolak di puskesmas ini, dengan alasan secara administratif mereka bukan warga Sarolangun, kejadian ini sudah sering dialami Orang Rimba," timpal Kris.
Menurut Kris, buruknya kesehatan buat anak-anak Orang Rimba ini, tidak terlepas dari ancaman kepunahan hutan alam di Jambi. Karena selama ini suku pedalaman ini sangat bergantung dengan kemurahan alam sekitarnya
Informasi yang dikumpulkan detikcom, Kamis (15/3/2012), anak-anak Orang Rimba di Kabupaten Batang Hari, Jambi, kekurangan gizi. Badannya kurus, perutnya membuncit, tulang rusuknya menonjol dan matanya pun cekung. Angka kematian pun cukup tinggi. Hal ini tidak terlepas dari hancurnya kawasan hutan alam yang selama ini menjadi tumpuan hidup Orang Rimba.
"Kami baru mendata sementara ada 15 anak-anak Orang Rimba kekurangan gizi. Data ini baru dari satu kelompok suku saja. Ini belum dari anak-anak kelompok lainnya," kata Kristiawan, fasilitator Kesehatan Warsi (LSM lingkungan yang mendampingi Orang Rimba).
Menurut Kris, panggilan akrabnya, angka ini bisa lebih banyak lagi, karena pendataan masih berlangsung. Buruknya gizi bisa jadi disebabkan semakin sulitnya sumber pangan, ditambah lagi sulitnya akses ke pusat-pusat pelayanan kesehatan umum.
Sebagai contoh kelompok Marituha di Kabupaten Batanghari. Akses ke puskesmas di kabupaten ini sama sekali tidak ada. Akses yang mungkin terjangkau adalah Puskesmas Pauh, Kabupaten Sarolangun.
"Mereka sering ditolak di puskesmas ini, dengan alasan secara administratif mereka bukan warga Sarolangun, kejadian ini sudah sering dialami Orang Rimba," timpal Kris.
Menurut Kris, buruknya kesehatan buat anak-anak Orang Rimba ini, tidak terlepas dari ancaman kepunahan hutan alam di Jambi. Karena selama ini suku pedalaman ini sangat bergantung dengan kemurahan alam sekitarnya
Solusi ;
Pemerintah seharusnya memberikan perhatian
lebih kepada dusun terpencil dengan cara memberikan bahan pangan yang mecukupi gizi
mereka secara merata , dan adanya pusat kesehatan di daerah tersebut dan mereboisasikan hutan agar memberikan
lapangan pekerjaan dalam bidang pertanian agar hutan tersebut dapat asri
kembali dan dapat memberikan kebutuhan pangan bagi daerah terpencil tersebut .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar